Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan di pasar spot. Kini rupiah berada di level 14.283 dolar AS, atau stagnan dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.
Rupiah Indonesia berada pada level 14.394 Rupiah per dolar AS, atau melemah dari sebelumnya 14.377 rupiah per dolar AS.
Adapun nilai tukar bank-bank besar Indonesia, seperti BNI, nilai jualnya dibanderol 14.416 rupiah per dolar. Harga jual mengacu pada bank yang menjual dolar AS pada posisi ini.
Sementara itu, kurs beli BNI sebesar 14.367 rupiah per dolar. Kurs beli ini berarti jika Anda ingin menjual dolar AS, bank akan membeli pada posisi ini.
Berikut ini adalah kurs rupiah terhadap dolar di 5 bank:
- BNI: nilai jual 14.416 , nilai beli 14.367
- Mandiri: nilai jual 14.400 , nilai beli 14.370
- BCA: nilai jual 14.396 , nilai beli 14.381
- BRI: nilai jual 14.500 , nilai beli 14.300
- CIMB Niaga; nilai jual , 14.368 nilai beli 14.353
Penyebab nilai tukar mata uang naik-turun
Ada beberapa penyebab nilai tukat mata uang mengalami kenaikan dan penurunan. Di antaranya sebagai berikut:
1. Perbedaan tingkat inflasi
Secara umum, negara-negara dengan tingkat inflasi yang rendah secara konsisten menunjukkan peningkatan nilai mata uang mereka karena daya beli mereka cenderung meningkat terhadap mata uang lainnya.
Pada paruh kedua abad ke-20, negara-negara dengan inflasi rendah termasuk Jepang, Jerman dan Swiss, lalu Amerika Serikat dan Kanada kemudian mencapai inflasi rendah.
Dibandingkan dengan mata uang mitra dagang mereka yang tingkat inflasinya lebih tinggi biasanya mengalami depresiasi mata uang. Hal ini biasanya disertai dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi.
2. Stabilitas politik dan kinerja ekonomi
Investor asing pasti akan mencari negara yang stabil dengan kinerja ekonomi yang kuat untuk berinvestasi. Dibandingkan dengan negara lain yang dianggap memiliki risiko politik dan ekonomi, negara dengan situasi positif ini akan menarik dana investasi.
Misalnya, gejolak politik dapat menyebabkan orang kehilangan kepercayaan terhadap mata uang dan mengalihkan modal ke mata uang negara yang lebih stabil.
3. Ketentuan perdagangan
Sebagai rasio untuk membandingkan harga impor dan ekspor, persyaratan perdagangan terkait dengan rekening giro dan neraca pembayaran. Jika harga ekspor suatu negara naik lebih dari harga impornya, ketentuan perdagangannya akan menguntungkan.
Kenaikan ketentuan perdagangan menunjukkan peningkatan permintaan ekspor dari negara tersebut. Hal ini, pada gilirannya, akan menyebabkan peningkatan pendapatan ekspor, yang dapat meningkatkan permintaan mata uang negara (dan peningkatan nilai mata uang).
Jika harga ekspor naik kurang dari harga impor, nilai mata uang relatif menurun terhadap negara mitra dagang.