Harga Emas batangan bersertifikat Antam yang diterbitkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami kenaikan.
Harga satu gram emas Antam saat ini adalah 941.000 rupiah. Harga emas Antam naik 1.000 rupiah dari harga kemarin, yaitu 940.000 per gram.
Sementara harga jual kembali (buyback) emas Antam adalah 835.000 rupiah per gram. Harga emas jual kembali itu mengalami peningkatan sebesar 1.000 rupiah dari sebelumnya, yakni 834.000 rupiah per gram.
Berikut harga emas batangan Antam per gram terbaru (belum termasuk pajak):
- Harga emas 0,5 gram: 520.500 rupiah
- Harga emas 1 gram: 941.000 rupiah
- Harga emas 5 gram: 4.480.000 rupiah
- Harga emas 10 gram: 8.905.000 rupiah
- Harga emas 25 gram: 22.137.000 rupiah
- Harga emas 50 gram: 44.195.000 rupiah
- Harga emas 100 gram: 88.312.000 rupiah
- Harga emas 500 gram: 440.820.000 rupiah
- Harga emas 1.000 gram: 881.600.000 rupiah
Penyebab harga emas naik/turun
Ada beberapa penyebab harga emas mengalami perubahan (kenaikan/penurunan). Di antaranya sebagai berikut:
1. Inflasi
Harga emas didorong oleh penawaran dan permintaan dan perilaku investor. Meskipun tampak sederhana, faktor-faktor ini bekerja bersama lho.
Misalnya, banyak investor melihat emas sebagai lindung nilai inflasi. Ini masuk akal, karena uang kertas bisa mengalami penurunan nilai, sedangkan emas relatif stabil.
Terlebih, penambangan emas tidak meningkatkan pasokan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, masyarakat lebih memilih untuk melindungi asetnya dalam bentuk emas daripada mata uang karena nilainya tidak akan tergerus oleh inflasi.
2. Jumlah permintaan dan pasokan
Ketika resesi hebat melanda, harga emas naik. Dalam makalah berjudul The Golden Dilemma, Erb dan Harvey menunjukkan bahwa emas memiliki elastisitas harga yang positif.
Dengan kata lain, semakin banyak orang membeli emas, maka harganya akan naik untuk memenuhi permintaan. Jika investor mulai berbondong-bondong membeli emas, harganya akan naik terlepas dari situasi ekonomi atau kebijakan moneter.
Namun, ketika peminat berkurang, harganya juga bisa turun. Sebab, emas berbeda dengan minyak atau kopi, emas tidak dapat dikonsumsi.
3. Kebijakan bank sentral
Penggerak pasar harga emas terkadang adalah bank sentral. Setiap negara memiliki bank sentralnya sendiri. Bank sentral negara kita adalah Bank Indonesia.
Ketika cadangan devisa sangat besar dan ekonomi terus ‘beroperasi’ dengan baik, bank sentral berharap dapat mengurangi jumlah emas yang mereka miliki.
Pasalnya, emas adalah aset mati, tidak seperti obligasi atau bahkan uang di rekening deposito, emas tidak menghasilkan pengembalian.
Masalahnya saat investor lain kurang tertarik dengan emas, akibatnya, harga emas turun.