Jika kita pernah mengalami sakit perut yang parah, kita perlu khawatir bahwa itu mungkin radang usus buntu. Gejala awalnya mirip dengan sakit perut atau keracunan makanan.
Apa itu usus buntu?
Apendiks atau usus buntu adalah sepotong kecil jaringan yang terletak di sudut kanan bawah perut. Meskipun mungkin sedikit membantu sistem kekebalan ketika masih kecil, saat dewasa tubuh kita tidak lagi bergantung padanya. Karena itu, terjadi peradangan, bisa diangkat melalui pembedahan.
Radang usus buntu biasanya terjadi ketika terjadi penyumbatan. Saat usus buntu tersumbat, bakteri dapat berkembang biak di dalamnya, menyebabkan usus buntu membengkak dan menjadi infeksi hingga menyebabkan munculnya nanah. Ia bisa pecah karena kurangnya aliran darah.
Setelah dinding usus buntu robek, area tersebut bisa berkembang menjadi infeksi yang lebih serius dan bisa bocor ke perut.
Gejala usus buntu
Gejala radang usus buntu kronis umumnya tidak spesifik dan bisa menyerupai gejala berbagai penyakit lain, seperti infeksi saluran kemih, kista ovarium, sindrom iritasi usus, penyakit Crohn, dan penyakit radang panggul.
Nyeri biasanya dimulai di tengah perut dan kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah. Gejala lain mungkin termasuk rasa sakit berikut:
- Badan lemas
- Kelelahan
- Mual
- Diare
- Demam
Radang usus buntu kronis apabila tidak segera terdeteksi bisa berlanjut ke gejala yang lebih parah, seperti:
- Sakit perut yang parah
- Perut membengkak
- Demam tinggi
- Mual dengan atau tanpa muntah
Jika dibiarkan, usus buntu dapat menyebabkan risiko kesehatan yang serius, dan dalam kasus yang fatal, usus buntu bisa pecah dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Cara mengobati usus buntu
Pengobatan usus buntu tergantung pada kondisi pasien. Namun, dokter biasanya mengambil langkah-langkah berikut untuk mengatasi usus buntu:
- Operasi pengangkatan usus buntu
- Pembedahan untuk mengeringkan abses
- Pemberian antibiotic
- Pemberian obat pereda nyeri
- Pemberian cairan IV
- Pemberian diet cairan
Dalam kasus yang langka, usus buntu bisa sembuh tanpa operasi. Namun, umumnya operasi diperlukan untuk mengangkat usus buntu.
Jika abses belum pecah, dokter akan menangani abses terlebih dahulu sebelum melakukan operasi.
Dokter dapat menggunakan laparoskopi untuk melakukan operasi invasif minimal. Namun, dokter juga bisa menggunakan operasi terbuka untuk mengangkat usus buntu.