Sama pentingnya dengan nomor telepon, email juga dapat digunakan untuk mendapatkan kode verifikasi untuk memastikan keaslian atau kepemilikan akun di berbagai platform di internet.
Kode verifikasi yang dikirim melalui email biasanya diperlukan untuk memverifikasi sebuah akun.
Jika pengguna lupa kata sandi akun yang terdaftar dengan alamat email, biasanya diperlukan kode yang terdiri dari beberapa digit angka.
Jika akun email di-hack atau dibajak oleh orang yang tidak bertanggung jawab, mereka dapat melakukan berbagai kejahatan dunia maya, yang tentunya akan merugikan kita.
Antara lain, melakukan penipuan, pencemaran nama baik pemilik email, meminjam uang dan mengakses berbagai akun lain di internet yang terhubung ke email.
Alamat e-mail sendiri sama pentingnya dengan nomor telepon jika dilihat fungsinya sebagai alat verifikasi akun.
Karena ia adalah alat verifikasi yang vital, akun email harus diamankan dengan cara tertentu agar tidak mudah diretas. Jadi bagaimana cara mengamankan akun email kita?
1. Pakai Two-Factor Authentication (TFA)
Mengaktifkan Two Factor Aunthetication dapat memberikan perlindungan keamanan ganda untuk akun pengguna email karena sistem ini menggunakan nomor telepon untuk mengirim kode keamanan.
Memang, tidak ada jaminan bahwa penggunaan fitur ini dapat mencegah pencurian data online. Namun, ketika orang lain mengetahui password dan username email Anda, setidaknya fitur ini tetap dapat mengamankan karena harus memasukan kode sms verifikasi melalui nomor telepon atau email yang terdaftar pada akun tersebut.
2. Pakai kata sandi yang kuat
Untuk mengamankan e-mail, gunakan kata sandi yang kuat berupa kombinasi angka, huruf, simbol, atau huruf kapital, misalnya *c0nt0hpasSword.
Apabila password dengan komposisi tersebut sulit diingat, ada aplikasi password manager yang bisa diunduh secara gratis di toko aplikasi Google Play Store atau Apple App Store.
Usahakan untuk tidak mencatat kata sandi di aplikasi notes dan sejenisnya. Sebab, dokumen tersebut tidak terlindungi dengan enkripsi dan berpotensi bisa disalin oleh siapa saja dengan mudah.
3. Jangan asal klik tautan dalam email
Phishing adalah aktivitas yang menipu pengguna dengan menyertakan beberapa tautan berbahaya yang dikirim melalui email.
Jika klik berhasil, hacker bisa mengumpulkan berbagai data pribadi milik korban, termasuk akun email mereka. Oleh karena itu, jangan sembarang mengklik link di email, apalagi dikirim oleh pengirim yang tak dikenal.
4. Jangan pakai Wi-Fi umum
Tips selanjutnya adalah jangan menggunakan jaringan Wi-Fi yang disediakan oleh berbagai tempat umum (seperti restoran, kafe, dan bandara).
Meskipun praktis dan gratis, menggunakan Wi-Fi di tempat umum menimbulkan risiko keamanan karena pengguna tidak tahu siapa yang terhubung dengan siapa atau siapa yang membuat hotspot.
Hacker juga bisa memanfaatkan penggunaan gadget di tempat umum untuk mencuri informasi penting dengan berbagai cara.
Beberapa dari mereka menggunakan serangan sabotase man-in-the-middle (MITM), membuat hotspot palsu, dan mengumpulkan serta merekam data yang melewati jaringan (juga dikenal sebagai packet sniffing).
Jika pengguna tidak begitu waspada, informasi penting seperti username dan password login mungkin jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
5. Selalu memperbarui sistem operasi
Peralatan yang aman adalah yang sering mendapatkan update. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap kali sistem diperbarui, terkadang pengembang memasukkan pembaruan untuk sistem keamanan di dalamnya.
Oleh karena itu, pengguna juga harus memperbarui sistem yang digunakan pada perangkat apa pun yang dimilikinya. Tapi ingat, pembaruan sistem sebaiknya dilakukan dengan menggunakan sistem terbaru namun sistem dengan versi stabil juga.