Dicoding, perusahaan startup edukasi teknologi meluncurkan program beasiswa bertajuk “Back-end Developer Learning Path” yang ditujukan bagi mereka yang ingin mengembangkan kemampuannya sebagai back-end developer.
Dalam program ini, Dicoding bekerja sama dengan Amazon Web Service (AWS), salah satu perusahaan komputasi awan terkemuka di dunia.
Program ini akan menyediakan kurikulum back-end development yang disajikan secara komprehensif dalam Bahasa Indonesia dan bisa diakses peserta dari seluruh Indonesia.
Hal ini akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang diberikan. Back-end Developer Learning Path juga dirancang untuk mempersiapkan peserta mengikuti dua sertifikasi AWS, yakni Certified Cloud Practitioner dan AWS Certified Solutions Architect-Associate.
Nantinya akan ada enam kelas yang terdiri dari AWS Cloud Practitioner Essentials (Belajar AWS Dasar Cloud), Belajar Dasar Pemrograman JavaScript, dan Belajar Membuat Aplikasi Back-End untuk Pemula.
Ada pula kelas Architecting on AWS (Membangun Arsitektur AWS di Cloud), Belajar Fundamental Aplikasi Back-End, dan Menjadi Back-End Developer Expert.
Program ini menawarkan alur pembelajaran konten digital dengan sistem pembelajaran mandiri, sehingga pengembang dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan mereka di bidang back-end dan komputasi awan.
Nantinya pemahaman peserta akan dinilai melalui metode code review yang dilakukan oleh instruktur Dicoding dan para ahli di bidang komputasi awan. Alur pembelajaran ini bisa menjadi pilihan bagi para developer profesional, guru IT, dosen, dan mahasiswa.
“Kita seringkali melupakan bahwa kesiapan talenta digital di bidang back-end development adalah kunci untuk menyokong jumlah pengguna internet dan ragam kebutuhan mereka dalam perekonomian digital yang terus bertumbuh di Indonesia,” jelas Narenda Wicaksono, Chief Executive Officer Dicoding.
Indonesia masih memiliki sedikit talenta digital. Menurut laporan 2021, hanya 19 persen pekerja Indonesia yang memiliki keterampilan digital.
Dilihat dari angka tersebut, 59 persen pekerja digital di Indonesia belum memiliki kompetensidi bidang komputasi awan. Kemampuan komputasi awan digadang akan sangat penting untuk dikuasai tahun 2025 mendatang.
Secara khusus, keterampilan ini mencakup keahlian cloud architecture design, keamanan siber (cyber security), pemodelan data berskala besar (large-scale data modelling), pengembangan web/software/game, dan software operations support akan menjadi keahlian yang paling banyak dicari di Indonesia pada tahun 2025.
Dicoding dan AWS berharap program ini dapat menarik lebih banyak peserta, sehingga mendorong pengembangan talenta dengan keahlian sebagai back-end developer.
“Kami sangat gembira dapat berkolaborasi dengan Dicoding dalam memberikan materi pelatihan program ini. Kami berharap program ini dapat membantu talenta digital di Indonesia untuk mengembangkan keahlian mereka di bidang komputasi awan,” ujar Gunawan Susanto, Country Manager Amazon Web Services Indonesia.
Untuk pendaftaran beasiswa Back-end Developer Learning Path, bisa diakses di situs aws.dicoding.com.
Kebutuhan pekerja di bidang IT di Indonesia saat ini pun terbilang cukup besar. Menurut laporan LinkedIn 2020 Emerging Jobs Report Indonesia, pekerjaan-pekerjaan baru (emerging jobs) dengan pertumbuhan permintaan tertinggi, didorong oleh sektor IT dan jasa.
Dalam laporan yang sama, disebutkan bahwa back-end developer menempati urutan keenam dalam daftar top emerging jobs di Indonesia.
Source: kompas