fbpx
Bagi AS, China Kini Jadi Ancaman Terbesar Abad 21

Bagi AS, China Kini Jadi Ancaman Terbesar Abad 21

Amerika Serikat menganggap China sebagai ancaman keamanan terbesar di abad 21. Ini akibat menguatnya kekuatan militer Negara Tirai Bambu yang dinilai semakin agresif, terutama di kawasan Asia Pasifik.

Hal tersebut diungkapkan Komandan Satuan Komando Militer Amerika Serikat (AS) Kawasan Indo-Pasifik, Laksamana Philip Davidson, dalam rapat di Senat AS.

Davidson mengatakan China sedang membangun angkatan bersenjatanya dengan semakin ofensif.. Tidak hanya itu, ia juga menganggap Beijing terus memperluas pengaruhnya di kawasan karena ingin menandingi kekuatan militer AS di Asia.

“Saya seumur hidup saya memahami beberapa kemampuan yang mereka (China) tempatkan di lapangan adalah postur yang agresif,” kata Davidson.

“Saya melihat mereka mengembangkan sistem, kemampuan, dan postur yang menunjukkan bahwa mereka tertarik pada agresi,” ujarnya menambahkan.

Dalam rapat itu, Davidson mengusulkan untuk meningkatkan anggaran miliaran dolar untuk membeli senjata baru di kawasan Pasifik. Menurut dia, diperlukan investasi untuk meredam ambisi militer China di kawasan itu.

Davidson menggambarkan China sebagai “ancaman strategis jangka panjang dan terber bagi keamanan di abad ke-21.”

Baca Juga :  Modul Stasiun Luar Angkasa China Meluncur ke Orbit

Ia menganggap Beijing telah melakukan tindakan yang semakin mengancam dengan menyinggung aktivitas militer China di Taiwan hingga Laut China Selatan.

“Saya khawatir mereka mempercepat ambisi mereka untuk menggantikan Amerika Serikat dan peran kepemimpinan kami dalam tatanan internasional berbasis aturan, yang telah lama mereka katakan bahwa mereka ingin melakukannya pada tahun 2050. Saya khawatir tentang mereka mencapai target itu lebih cepat,” ujar Davidson.

Sementara itu, China telah berulang kali menekankan bahwa penguatan militernya selalu defensif untuk mempertahankan diri.

“Pengembangan pertahanan nasional China bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keamanan yang sah dan berkontribusi pada pertumbuhan kekuatan damai dunia,” bunyi buku putih pertahanan China 2019. “China tidak akan pernah mengancam negara lain atau mencari wilayah pengaruh apa pun.”

Davidson bahkan menganggap China bisa menginvasi Taiwan dalam enam tahun ke depan dengan penguatan militer yang semakin agresif ini.

Selama ini China menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang karena ingin memerdekakan diri sebagai negara berdaulat.

Relasi China dan Taiwan juga terus memburuk setelah Taipei dipimpin oleh Presiden Tsai Ing-wen. Tsai merupakan Presiden Taiwan yang pro-demokrasi.

Baca Juga :  Modul Stasiun Luar Angkasa China Meluncur ke Orbit

Namun, Presiden China Xi Jinping bersikeras bahwa dia tidak akan membiarkan Taiwan merdeka. Dia bahkan berjanji untuk melakukan apa saja, termasuk perang militer untuk mempertahankan Taiwan.

Amerika Serikat mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979. Meski begitu, AS tetap menjadi sekutu tidak resmi dan pendukung militer terpenting bagi Taiwan di bawah perjanjian Taiwan Relations Act.

Selain Taiwan, Davidson juga menyinggung tentang agresifitas militer China di Pasifik dan China Selatan.

“Kami melihat penyebaran angkatan laut China dari kelompok tugas layanan dan kapal selam yang melakukan pelayaran mengelilingi Guam dan Persemakmuran Mariana Utara,” katanya.

Guam adalah salah satu pulau di Micronesia, barat Pasifik yang menjadi lokasi basis militer AS dengan setidaknya 170 ribu warga Negeri Paman Sam.

“Guam adalah target hari ini. Itu perlu dipertahankan,” kata Davidson. “Pertahanan mereka adalah pertahanan tanah air.”

Source: cnnindonesia