Berikut tips dan trik memilih formasi jabatan dalam pendaftaran CPNS.
Pendaftaran CPNS 2021 akan segera dibuka.
Sejauh ini, pendaftaran CPNS 2021 dijadwalkan dibuka pada April, Mei atau Juni 2021.
Sementara itu, pengumuman formasi CPNS 2021 masih belum diketahui, dan dikabarkan akan diumumkan pada bulan Maret mendatang.
Meski belum diketahui formasi jabatan apa yang akan ditawarkan pada CPNS 2021, tidak ada salahnya calon pelamar mempersiapkan diri sejak dini.
Mulai dari dokumen umum yang akan digunakan saat mendaftar CPNS nanti, hingga teknik pemilihan formasi jabatan.
Ya, pelamar CPNS harus cermat memilih formasi jabatan agar berpeluang tinggi untuk lolos seleksi.
Dalam setiap pendaftaran CPNS biasanya terdapat formasi-formasi jabatan tertentu yang memiliki kuota besar dan kecil
Hampir di setiap periode seleksi, pelamar seringkebingungan saat mendaftar CPNS.
Salah satu alasannya adalah mempertimbangkan pemilihan formasi berdasarkan jumlah kuota.
Alasannya, jika memilih formasi dengan kuota besar, mereka khawatir semakin banyak kompetitor yang mendapatkan skor SKD lebih baik.
Namun jika memilih kuota yang lebih kecil, pelamar CPNS juga akan khawatir karena jumlah kursi yang diterima sedikit.
Lantas, formasi mana yang sebaiknya dipilih pelamar CPNS di CPNS 2021? Yang jumlah kuotanya banyak atau sedikit?
Tips dan trik pilih formasi jabatan seleksi CPNS
Antara formasi jabatan dengan jumlah kuota banyak dan sedikit, mana yang sebenarnya lebih berpeluang tinggi untuk lolos ?
Ya, itulah pertanyaan utama jika hendak memilih formasi jabatan pada seleksi CPNS.
Sebagai gambaran untuk meluruskan kebingungan tersebut, mari kita mulai analisa ringannya terkait harus memilih kuota kecil atau besar.
Sebagai contoh, pada CPNS 2019 terdapat banyak formasi untuk lulusan SMA.
Di Kemenkumham misalnya, formasi untuk lulusan SMA kuotanya cenderung besar hingga mencapai ribuan.
Tetapi di Kementerian KLHK, formasi untuk lulusan SMA cenderung sedikit.
Kuota yang tersedia paling hanya ada 1 untuk setiap balai taman nasional.
Begitu juga untuk formasi sarjana hukum. Di Mahkamah Agung, kuota formasi jabatan yang menerima lulusan hukum bisa mencapai 200 kursi untuk satu formasi jabatan.
Sementara di instansi lain baik pemda, pemprov, maupun kementerian penerimaan kuota untuk sarjana hukum di tiap formasi jabatan hanya berkisar antara 1 kursi sampai 9 kursi.
Jika dihadapkan dengan persoalan itu, instansi mana yang sebaiknya dipilih oleh pelamar?
Mari kita simak beberapa datanya merujuk pada CPNS 2019.
Di Kemenkumham, untuk jabatan pengelola bantuan hukum tersedia kuota sebanyak 79 kursi.
Nilai akhir tertinggi untuk formasi ini adalah 82.800, dan terendah yang lulus atau urutan ke 79 adalah 75.560.
Pada formasi jabatan analis hukum direktorat tindak pidana, kuota yang tersedia ada 3 kursi.
Pelamar yang memiliki nilai tertinggi atau peringkat satu di formasi ini adalah 75.320, dan terendah adalah 68.000.
Kemudian di formasi analis perkara peradilan Mahkamah Agung, jumlah kuota tersedia sebanyak 262 kursi.
Skor tertinggi yang diraih pelamar di formasi ini adalah 93.560, dan skor terendah yang lulus atau urutan 262 adalah 65.920.
Namun, Analis Hukum Kementerian KLHK penempatan Balai Pengamanan dan penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan wilayah Maluku dengan jumlah kuota 1 kursi, skor pelamar yang lulus hanya 50.760.
Bahkan di beberapa jabatan polisi kehutanan, ada yang skor lulusnya hanya 64, tetapi penempatannya di luar pulau jawa.
Data ini mengartikan bahwa sebaran angka kelulusan sangat beragam.
Jika beruntung, pelamar bisa mendapat saingan lemah, tapi jika sedang kurang beruntung bisa memperoleh saingan ketat.
Sementara itu, untuk lulusan SMA, jabatan penjaga tahanan pria dengan kuota 50 kursi untuk lokasi penempatan di Kepulauan Riau, nilai tertinggi adalah 80.220, dan nilai terendah atau ranking ke 50 adalah 69.505.
Pada jabatan penjaga tahanan pria, kuota yang tersedia sebanyak 65 kursi untuk penempatan Kanwil Kemenkumham Banten.
Perolehan nilai tertinggi adalah 85.350, dan terendah dengan urutan 65 skornya adalah 69.215.
Dari angka ini terlihat bahwa peserta urutan terbawah yang lulus pun skornya tidak tinggi.
Skor 69 di seleksi CPNS tergolong tidak terlalu tinggi dan mudah untuk dicapai.
Itu artinya, para pelamar CPNS hanya perlu mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk melewati seluruh rangkaian tes dengan baik.
Instansi dengan skor rendah
Para pelamar CPNS 2021 harus punya taktik dan strategi untuk memilih formasi dan instansi.
Sebab hal itu akan menentukan seberapa besar peluang lolos si seleksi CPNS.
Tips lain yang bisa dilakukan oleh pelamar adalah dengan menganalisa hasil akhir CPNS 2019 di tiap-tiap kabupaten, kota, maupun instansi.
Dengan begitu, akan terlihat kemampuan para pelamar dari tahun ke tahun lewat skor SKD, SKB, dan hasil akhirnya.
Untuk provinsi Jawa Barat, ada beberapa kabupaten yang memiliki nilai hasil akhir cukup rendah apabila dibandingkan daerah lainnya.
Beberapa wilayah itu, antara lain :
1. Kabupaten Pangandaran
Mereka yang lulus CPNS 2019 di Kabupaten Pangandaran cenderung memiliki nilai akhir rendah.
Contohnya di formasi Analis Peraturan Perundang-Undangan, pelamar yang lolos hanya memiliki skor akhir 64.160.
Begitu juga di formasi Pengelola Penyelenggaraan Diklat, skor peserta yang lolos paling tinggi adalah 58.360.
Selain itu, di jabatan pengelola keuangan skor tertingginya hanya 62.240.
Sedangkan formasi jabatan analis budaya skor tertingginya hanya 65.040.
Lalu di formasi jabatan pengelola pemberantasan penyakin menular, skor tertingginya pun hanya 58.280.
Ya, melihat ini, tampaknya CPNS 2019 Kabupaten Pangandaran patut jadi incaran untuk dilamar.
2. Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya juga menjadi salah satu kabupaten yang banyak CPNS yang lulus memiiki skor tak terlampau tinggi, khusus pada CPNS 2019.
Misalnya di formasi Analis Pembangunan, nilai akhir tertinggi hanya 53.720.
Lalu formasi Analis peraturan perundang-undangan, skor tertinggi yang lulus hanya 60.120.
3. Kabupaten Garut
Kabupaten Garut pun di beberapa formasi memiliki skor yang tidak tinggi.
Contohnya adalah formasi jabatan analis perencanaan di mana skor peserta yang lolos hanya 57.480.
Berikutnya di formasi jabatan analis perencanaan anggaran, skor tertinggi yang lulus adalah 71.720, tetapi yang lolos kedua nilainya 61.160.
Begitu juga di formasi jabatan penyusun program anggaran dan pelaporan, nilai peserta yang lolos hanya 64.920.
Sedangkan di formasi jabatan analis sistem informasi nilai akhir tertinggi atau peserta yang lolos hanya 62.040 dan 61.920.
Ya, artinya para pelamar CPNS 2021 yang sudah sangat ingin lolos, sebaiknya benar-benar menganalisa terlebih dulu formasi jabatan atau instansi yang ingin kalian tuju.
Lalu berikutnya sesuaikan dengan kemampuan, caranya adalah dengan berlatih dan menghitung skor sendiri.
Dengan cara itu maka kalian akan tahu lebih awal apakah mungkin lolos atau tidak.
Source: tribunnews
Kata Kunci:Tips Memilih Formasi CPNS