fbpx
Mengenal Pisang INA-03 yang Memiliki Tekstur Kenyal

Mengenal Pisang INA-03 yang Memiliki Tekstur Kenyal

Untuk menghasilkan buah yang tahan atau toleran terhadap penyakit, maka dibuatlah buah dengan kategori kultivar unggul, seperti pisang Kepok Tanjung dan pisang INA 03.

Kedua pisang lokal ini merupakan hasil program pemuliaan tanaman pisang yang dilaksanakan oleh Balitbangtan di Balai Penelitian Buah Tropika (Balitbu Tropika) oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

Pisang INA-03 (Indonesia-03) adalah pisang hibrida pertama di Indonesia. Pisang ini merupakan hasil persilangan antara pisang Ketan-01 dan Calcuta-4.

“Calcuta-4 merupakan pisang liar yang berbiji tetapi memiliki sifat tahan terhadap penyakit layu fusarium. Pisang Ketan-01 adalah pisang komersial umumnya dimanfaatkan sebagai pisang olah. Persilangan antara keduanya menghasilkan keturunan yang lebih baik dari pada kedua induknya,” papar Edison, peneliti pemuliaan Balitbu Tropika.

Pisang INA-03 memiliki karakteristik yang sangat baik. Secara fisik, tanaman ini tingginya sekitar 1,75 hingga 2 meter, sehingga mudah untuk dipanen. Selain itu, pisang INA-03 tergolong pisang berukuran besar yang memiliki berat 12 hingga 18 kg per tandan.

Kemudian, tanaman pisang ini juga cocok untuk dataran rendah dan sedang (2 sampai 500 meter di atas permukaan laut). Untuk produktif tanamannya berkisar 93 hingga 105 hari dari bunga muncul.

Pisang INA-03 memiliki ujung yang runcing dan tangkai buah yang pendek, antara 1 – 1,2 cm. Buah yang matang memiliki warna kuning cerah. Dari segi rasa, pisang INA-03 memiliki rasa yang manis dengan kandungan gula 28,5 hingga 29 oBrix.

Tekstur buahnya kenyal dan bisa disimpan hingga 18 hari. Kultivar ini juga memiliki kandungan kalsium 6,18 hingga 6,98 mg/100g.

Edison menambahkan keunggulan lain dari varietas pisang ini adalah dapat menoleransi penyakit layu fusarium dan penyakit darah. Penyakit layu fusarium dan penyakit darah merupakan penyakit paling umum yang menyerang tanaman pisang.

Penyakit layu fusarium menyerang tanaman dari akar, batang dan daun yang layu, dan seringnya tanaman mati sebelum berbuah. Sementara itu, penyakit darah awalnya menyerang dari bunga/jantung kemudian daging buah menjadi busuk meskipun masih tampak bagus dari liuar. Kedua penyakit tersebut ditandai dengan daunnya yang menguning dan layu.

“Ketahanan atas kedua penyakit ini diharapkan bisa mengurangi potensi kerugian bagi petani tanaman pisang.” lanjutnya.

Saat ini, Balitbu Tropika masih terus memperbanyak benih sumber dan benih sebar pisang INA-03. Balitbu Tropika bekerja sama dengan rekanan untuk penggunaan laboratorium di beberapa daerah.

Ke depan, kultivar ini akan terus dikembangkan hingga ke hilirisasinya. Sebab, pisang yang tahan layu fusarium ini juga memiliki potensi sebagai pisang olahan. Hal ini tentu bisa diwujudkan dengan kerja sama dari berbagai stakeholder agar bisa dioptimalkan secara maksimal.

Source: suara